Adi, Dodot Sapto (2015) Pengelolaan potensi konflik antar etnik. Prosiding Seminar Nasional Industrialisasi Madura (SNIRA). "Peluang , Tantangan Dosen dan Perguruan Tinggi Menghadapi Masyarakar Ekonomi ASEAN 2015. pp. 1-6. ISSN 2302-4135
Preview |
Text
9. PENGELOLAAN POTENSI KONFLIK ANTARETNIK (1).pdf Download (116kB) | Preview |
Preview |
Text
HASIL CEK PLAGIASI_9. PENGELOLAAN POTENSI KONFLIK ANTARETNIK (1).pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
PEER REVIEW_09.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Posisi etnik tertentu dalam kehidupan sosial-budaya, ekonomi maupun politik masih menyimpan sejumlah persoalan. Masih sering muncul penilaian yang bersifat pejoratif. Artinya pemberian predikat tertentu dalam bentuk karakter yang menunjukkan bahwa etnik tersebut tidak mampu memberikan kepuasan sosial bagi masyarakat setempat Meskipun seringkali ditampakakan kesamaan tempat lahir, praktek budaya dan penggunaan bahasa yang sama, ternyata belum mampu menghapus kesan terhadap warga pendatang. Potensi konflik bisa menjadi penyulut kerusuhan sosial dari waktu ke waktu. Keberadaan konflik atau ketidakselarasan kepentingan bila lebih menonjol tumbuhnya kesenjangan diantara yang terlibat.
Intensitas komunikasi dalam konteks antarpribadi dan kelompok semakin menjadi amat penting untuk ditingkatkan dalam rangka mencapai stabilitas dan keberlangsungan hidup
dalam masyarakat yang multi etnik. Dari sinilah peran terbesar dipikul oleh komunitas etnik mayoritas. Interaksi sosial yang arahnya membangun kesadaran untuk membuka diri terhadap realitas sosial yang ada, akan dapat meningkatkan keterlibatan dalam dialog sosial yang murni, dan secara konstan menyediakan waktu untuk menanggapi tuntutan-tuntutan baru yang berasal dari situasi yang berkembang.
Lebih lanjut kebiasaan baru tersebut, akan menjadi transformasi sosial di dalam aspek struktural, sikap dan perilaku nyata dari anggota masyarakat. Adapun transformasi sosial yang dapat ditawarkan meliputi : (1) Transformasi Struktural. Jika akar penyebab konflik terletak dalam struktur hubungan berdasarkan lingkungan tempat tinggal antara pihak-pihak yang bertikai, maka transformasi struktur ini diperlukan untuk menyelesaikan konflik yang ada atau
mungkin ada. (2) Transformasi Aktor. perubahan yang dilakukan oleh aktor-aktornya sendiri, perubahan pola kepemimpinan, serta perubahan dalam cara mengadopsi nilai-nilai dan keyakinan yang masih baru. (3) Transformasi Persoalan. Setiap muncul isu atau informasi baru, maka konflik yang ada dan berkembang akan kehilangan sifatnya yang khas, dan mengalami perubahan.yang nyata. Dengan demikian akan dapat ditata kembali persoalan yang akhirnya dapat membuka jalan bagi penyelesaian konflik yang ada atau mungkin berkembang. (4) Transformasi Kelompok dan Personal. Konflik bersumber dari dalam hati dan pikiran manusia, Untuk mengatasinya perlu ditransformasikan ke dalam aloba (rekonsiliasi), adosa (saling mengakui), dan amoha (visi yang jelas dan luas).
Item Type: | Article |
---|---|
Additional Information: | Dodot Sapto Adi NIDN:0719096102 |
Uncontrolled Keywords: | etnik, konflik, transformasi, komunikasi |
Subjects: | H Social Sciences > HE Transportation and Communications H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > S1 Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | Users 14 not found. |
Date Deposited: | 25 Nov 2019 08:14 |
Last Modified: | 13 Jan 2020 04:46 |
URI: | https://eprints.unmer.ac.id/id/eprint/92 |
Actions (login required)
View Item |