Fitriningtyas, Indahnia (2010) Implementasi balanced scorecard sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja manajemen (studi kasus pada PT Bank Jatim Cabang Malang). Undergraduate thesis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Merdeka Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengukur kinerja perusahaannya guna mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Biasanya obyek yang diukur adalah bagian keuangan. Mengapa hanya bagian keuangan? Jawabannya sederhana karena keuangan berbicara mengenai angka dan angka. Sesuatu yang mudah dihitung dan dianalisa.
Dengan perkembangan ilmu manajemen dan kemajuan teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja perusahaan yang hanya mengandalkan perspektif keuangan dirasakan banyak memiliki kelemahan dan keterbatasan karena ada perspektif non keuangan yang penting yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan. Kenyataan inilah yang menjadi awal terciptanya konsep Balanced Scorecard
Sejarah Balanced Scorecard dimulai dan diperkenalkan pada awal tahun 1990 di USA oleh David P Norton dan Robert S Kaplan melalui suatu riset tentang “Pengukuran Kinerja dalam Organisasi Masa depan”. Istilah Balanced Scorecard terdiri dari 2 kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Kata berimbang dapat diartikan dengan kinerja yang diukur secara berimbang 2 sisi, yaitu sisi keuangan dan non keuangan, mencakup jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan bagian internal dan eksternal. Sedangkan pengertian kartu skor adalah suatu kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja baik untuk kondisi sekarang ataupun untuk perencanaan di masa yang akan datang. Dari definisi tersebut pengertian sederhana dari Balanced Scorecard adalah kartu skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan eksternal.
Dari hasil studi dan riset yang dilakukan disimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja masa depan, diperlukan pengukuran yang komprehensif yang mencakup 4 perspektif yaitu: keuangan, pelangan, proses bisnis internal, dan pembelajaran - pertumbuhan. Berdasarkan konsep Balanced Scorecard ini kinerja keuangan sebenarnya merupakan akibat atau hasil dari kinerja non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan). Pada awal perkembangan penerapan konsep Balanced Scorecard, perusahaan - perusahaan yang ikut serta dalam eksperimen tersebut menglami pelipatgandaan kinerja keuangan mereka. Keberhasilan ini membuka cakrawala baru bagi eksekutif akan pentingnya perspektif non keuangan yang berperan sebagai pemicu kinerja keuangan (measures that drive performance).
Bagaimana Balanced scorecard ditinjau dari sistem manajemen strategik perusahaan? di dalam sistem manajemen strategik (strategik manajement system), ada 2 tahapan penting, yaitu tahapan perencanaan dan implementasi. Posisi Balanced Scorecard awalnya berada pada tahap implementasi. Fungsi Balanced Scorecard di sini hanya sebagi alat ukur kinerja secara komprehensif kepada para eksekutif dan memberikan feedback tentang kinerja manajemen.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT BANK JATIM Cabang Malang dengan menggunakan Balanced Scorecard yang terdiri dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan (nasabah), perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menilai kinerja manajemen perusahaan dilihat dari perspektif keuangan, dari hasil analisis CAMEL dapat diketahui bahwa tingkat kesehatan PT BANK JATIM Cabang Malang berprediksi cukup sehat namun terjadi penurunan dari tahun 2006 sampai tahun 2008. Pada tahun 2006 nilai bersih rasio CAMEL adalah 76,12 pada tahun 2007 nilai bersih rasio CAMEL adalah 75,92 dan pada tahun 2008 nilai bersih rasio CAMEL adalah 74,97. Di lihat dari perspektif pelanggan ( nasabah) menunjukkan bahwa kinerja manajemen PT BANK JATIM Cabang Malang adalah baik karena jumlah nasabah yang komplain sangat kecil, dalam hal mempertahankan hubungan dengan nasabah bank juga dinilai baik karena bank berusaha memberikan kemudahan dalam transaksi perbankan, serta bank juga dinilai baik dalam menarik nasabah baru, hal ini dikarenakan bank selalu melakukan inovasi terhadap produk dan pelayanan perbankan. Di lihat dari proses bisnis internal kinerja manajemen PT BANK JATIM Cabang Malang dinilai baik pada Responsive Service karena karyawan mempunyai pengetahuan yang cukup serta bank memberikan training kepada karyawan dalam menunjang skills dan produktivitas kerja, namun pada Minimize Error Rework kinerja manajemen PT BANK JATIM Cabang Malang dinilai tidak baik karena karyawan yang melakukan kesalahan dalam transaksi perbankan masih cukup banyak. Dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat diketahui bahwa employee training dinilai baik karena setiap tahun bank memberikan training kepada karyawan, absenteeism juga dinilai baik karena sedikit karyawan yang tidak masuk kerja yang dapat menyebabkan kerugian waktu, employee turnover juga dinilai baik karena tingkat perputaran karyawan bank sangat kecil.
Dari informasi tersebut dapat diketahui apabila menggunakan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja manajemen perusahaan maka akan memperlihatkan kinerja manajemen perusahaan dari sisi keuangan dan non keuangan secara berimbang. Sehingga sarana saya sebagai peneliti, PT BANK JATIM Cabang Malang dapat menggunakan alat ukur kinerja yang berfokus pada sisi keuangan dan non keuangan, yakni Balanced.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Additional Information: | Nama : Indahnia Fitriningtyas |
Uncontrolled Keywords: | Implementasi banalnced scorecard, kinerja manajemen |
Divisions: | Fakultas Ekonomi dan Bisnis > S1 Akuntansi |
Depositing User: | Gendhis Dwi Aprilia |
Date Deposited: | 09 Feb 2022 04:06 |
Last Modified: | 15 Feb 2022 04:28 |
URI: | https://eprints.unmer.ac.id/id/eprint/2438 |
Actions (login required)
View Item |