Search for collections on University of Merdeka Malang Repository

Arsitektur pekarangan suku Tengger di Kantung Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Subadyo, A. Tutut (2016) Arsitektur pekarangan suku Tengger di Kantung Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI). pp. 31-40. ISSN 978-602-17090-1-6

[thumbnail of 13.ARSITEKTUR PEKARANGAN SUKU TENGGER DI KANTUNG TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU.pdf]
Preview
Text
13.ARSITEKTUR PEKARANGAN SUKU TENGGER DI KANTUNG TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU.pdf

Download (3MB) | Preview
[thumbnail of 13. PEER REVIEW -  arsitektur pekarangan suku tengger.pdf]
Preview
Text
13. PEER REVIEW - arsitektur pekarangan suku tengger.pdf

Download (3MB) | Preview
[thumbnail of 13. HASIL CEK PLAGIASI -  3% Arsitektur Pekarangan Suku Tengger di KantungTaman Nasional Bromo Tengger Semeru.pdf]
Preview
Text
13. HASIL CEK PLAGIASI - 3% Arsitektur Pekarangan Suku Tengger di KantungTaman Nasional Bromo Tengger Semeru.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Arsitektur pekarangan dapat menunjukkan identitas budaya masyarakatnya. Hal ini terlihat dari pola ruang, jenis tanaman, serta elemen-elemennya. Laskap pekarangan suku Tengger di Kantung Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memiliki lingkungan fisik, dan social-budaya yang khas. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan karakteristik atribut pekarangan berdasarkan kondisi perkampungan suku Tengger di kantung TNBTS. Metode penelitian menggunakan pendekatan rasionalistik kualitatif dengan analisis campuran kuantitatif dan kualitatif. Penelitian lapang dilakukan di desa Ngadas dan Ranupani dalam kawasan konservasi yang berperan sangat strategis dalam pelestarian sumberdaya alam. Hasil analisis keragaan pekarangan di desa Ngadas dan Ranupani, ukurannya terkategori sempit sampai sedang, dengan rata-rata luas 104m2. Hampir semua pekarangan di dalam enclave TNBTS memiliki zona depan yang didominasi tanaman hias dan berfungsi sebagai ruang sosialisasi dan ritual upacara adat. Zona belakang dan samping digunakan untuk budidaya tanaman pangan, holtikultura, obat, bumbu dan pati. Tanaman strata I dan II, mendominasi di pekarangan kedua desa tersebut, dan berkorelasi sesuai dengan daya dukung pekarangan ukuran sempit. Keberlanjutan pekarangan tersebut pengelolaannya harus ditopang oleh aspek ekologi, sosial, dan ekonomi agar upaya konservasi dan perwujudan kearifan local dalam terlaksana.

Item Type: Article
Additional Information: Tutut Subadyo NIDN0709025501
Uncontrolled Keywords: Lanskap, Ngadas, Pekarangan, Ranupani, Tengger
Divisions: Fakultas Teknik > S1 Teknik Arsitektur
Depositing User: Users 14 not found.
Date Deposited: 05 Nov 2019 08:13
Last Modified: 05 Nov 2019 08:26
URI: https://eprints.unmer.ac.id/id/eprint/70

Actions (login required)

View Item View Item